MAKAM PARA SULTAN BANJAR
Dalam Kesempatan ini saya mencoba memposting Makam-makam Raja Banjar, terhitung dari Zaman Kesultanan Banjar saya dan Mohon Maaf jika Postingan ini saya kutip dari beberapa sumber , tujuan saya supaya kita Generasi Muda Banjar mengetahuinya, Namun masih ada lagi Beberapa makam Sultan yang belum diketahui, mohon infonya kepada Saudara-Saudara kalau ada yang mengetahuinya.
Makam DYMM Sultan Surian Syah ( Raja Banjar I)
DYMM Sultan Surian Syah
Sultan Surian Syah atau Sultan Suryanullah adalah Raja Banjarmasin pertama yang memeluk Islam. Ia memerintah tahun 1520-1540 Pangeran Samudera merupakan raja Banjar pertama sekaligus raja Kalimantan pertama yang bergelar Sultan yaitu Sultan Suryanullah. Gelar Sultan Suryanullah tersebut diberikan oleh seorang Arab yang pertama datang di Banjarmasin, beberapa waktu setelah Pangeran Samudera diislamkan oleh utusan Kesultanan Demak.Setelah mangkat
Sultan ini mendapat gelar Anumerta Panembahan Batu Habang atau Susuhunan Batu Habang, yang dinamakan berdasarkan warna merah (habang) pada batu yang menutupi makamnya di
Komplek Makam Sultan
Suriansyah di kecamatan
Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Makam Sultan Rahmatullah Ibni Al-Marhum As-Sulthan Surian Syah
DYMM Sultan Rahmatullah
Sultan Rahmatullah adalah Sultan ke-II dari Kesultanan Banjar . Sultan Rahmatullah adalah anak tertua dari Sultan Suryanullah ( Surian Syah) – Sultan Banjar. Sultan ini memerintah tahun 1550 – 1570 dan mendapat gelar anumerta Panembahan Batu Putih atau Susuhunan Batu Putih, yang dinamakan berdasarkan warna putih pada
batu yang menutupi makamnya di Komplek Makam Sultan
Suriansyah di Kecamatan
Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia .
Sultan Hidayatullah
Sultan Hidayatullah I bin Sultan Rahmatullah adalah Raja III dari Kesultanan Banjar yang memerintah antara 1570- 1595. Ia menggantikan ayahnya Sultan Rahmatullah (Raja II Kesultanan Banjar). Setelah wafatnya beliau mendapat gelar anumerta Panembahan Batu
Irang atau Sunan Batu Irang, karena batu-batu yang menutupi makamnya berwarna hitam ( bahasa Banjar hirang). Ia senang memperdalam syiar
agama Islam . Pembangunan masjid dan langgar ( surau) telah banyak didirikan dan berkembang pesat hingga ke pelosok perkampungan. Ia ada memperistri anak dari Khatib Banun, seorang menteri Kesultanan Banjar yang berasal dari kalangan Suku Biaju . Ia dimakamkan di Komplek
Makam Sultan Suriansyah yang terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin . Makan Sultan Hidayatullah berdampingan dengan Makan Sultan Rahmatullah orang tua beliau.
Sultan Musta’inbillah
Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Mustainbillah bin Sultan Hidayatullah I Masa kekuasaan 1595-1620
Makam Sultan Musta'in Billah berada di Desa Tangkas RT 3, Kecamatan Martapura Barat, Martapura, Kabupaten Banjar , Kalimantan SelatanSultan Inayatullah
Sultan Inayatullah alias Ratu Agung, nama sebelumnya Pangeran Dipati Tuha (ke-1) atau Sultan Indallah adalah Sultan Banjar antara tahun 1642- 1647. Sultan Inayatullah adalah gelar resmi yang digunakan dalam khutbah Jumat di masjid-masjid, sedangkan gelar yang dimasyhurkan/dipopulerkan adalah Ratu Agung. Nama kecilnya tidak diketahui, sedangkan gelarnya sebagai Dipati (pejabat di bawah mangkubumi) adalah Pangeran Dipati Tuha I . Beliau adalah putera dari Sultan Mustain Billah.
Sultan Sa’idullah
Belum ada data
Makam DYMM Sultan Tahlilullah
Sultan Tahlilullah
Sultan Tahlilullah berputra enam orang yaitu Pangeran Tamjidullah, Pangeran Nullah, Pangeran Dipati, Pangeran Istana Dipati, Pangeran Wira Kasuma dan Pangeran Mas. Pangeran Mas kelak menjadi mangkubumi dengan gelar Ratu Anom Kasuma Yuda (mangkubumi Sultan
Tahmidullah II). Kyai Martaraga dilantik menjadi penghulu (ulama keraton) tahun 1752. Sepupu Sultan Sepuh yang bernama Pangeran Suryanata menjadi ketua Dewan Mahkota. Ia tinggal di Martapura dan meninggal tahun 1750. Putera almarhum yang bernama Pangeran Prabukasuma menggantikan sebagai ketua Dewan Mahkota. Beberapa anggota Dewan Mahkota tinggal di luar Kayu Tangi yaitu Pangeran Marta dan Pangeran Ulahnegara yang tinggal di
Margasari dan Pangeran Wiranata tinggal di Tapin
Sultan Tahmidullah
Belum ada data
Sultan Tamjidillah
Sultan Tamjidillah I bin SultanTahlilullah adalah Sultan
Banjar antara tahun 1734
1759 (mangkat 1767) atau Panembahan Tingi.
Pangeran Tamjidillah I semula menjabat mangkubumi kemudian setelah wafatnya Sultan Hamidullah atau Sultan Kuning ia bertindak sebagai wali Putra
Mahkota yaitu Muhammad
Aliuddin Aminullah yang belum dewasa . Tetapi kemudian mengangkat dirinya menjadi Sultan dengan gelar Sultan Sepuh. Sultan Sepuh dibantu adiknya Pangeran Nullah (Panembahan Hirang) sebagai mangkubumi (kepala pemerintahan).
Sultan Badarul Alam
Pengganti Sultan Tahmidilllah I adalah Sultan Kuning atau Sultan Badarul Alam bin Sultan Tahlilullah, namun dalam tahun itu (1734 Masehi) Sultan Kuning mangkat sedangkan anaknya, Muhammad Aliuddin Aminullah masih belum dewasa. Maka, Pangeran Tamjid atau Pangeran Tamjidillah yang memangku jabatan mangkubumi dengan gelar Sultan Muda untuk memegang pemerintahan.
Sultan Tahmidillah
Sultan Tahmidillah II (Sunan Nata Alam atau Maulana As Sulthan Tahmidillah Ibni As Sulthan Tamjidillah atau Tahhmid Illah II atau Panembahan Batoe) adalah Sultan Banjar tahun 1761-1801. Sunan Nata Alam atau Susuhunan Nata Alam adalah gelar yang digunakannya sejak tahun 1772. Sedangkan gelar tahmidillah merupakan paduan dari kata Tahmid dan Allah, secara harafiah Tahmid berarti keadaan menyampaikan pujian atau rasa syukur berkali-kali (kepada Allah). Sultan Tahmidillah II putera dari Sultan Tamjidullah I. Sultan Tahmidillah II menikah dengan Putri Lawiyah, puteri dari Sultan Muhammad. Pangeran naik tahta menggantikan Sultan Muhammad yang meninggal karena sakit paru-paru yang dideritanya sejal awal pemerintahnnya (1759). Atas perintah Dewan Mahkota ta.hun 1762 saudara Sultan Nata yang bernama Prabujaya dilantik menjadi mangkubu
Sultan Sulaiman Rahmatullah
Sultan Sulaiman Al-Mu’tamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah bin Sunan Sulaiman Saidullah/Sunan Nata Alam/Sultan Tahmidillah II adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1801-1825. Kesultanan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Adiknya Pangeran Mangku Dilaga dilantik sebagai Mangkubumi dengan gelar Ratu Anum Mangku Dilaga. Belakangan Ratu Anum Mangku Dilaga ditahan kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta. Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh Pangeran Husin dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata putera Sultan Sulaiman sendiri.
Sultan Adam Al Wasiqubillah
Sultan Adam Al-Watsiqbillah bin Sultan Sulaiman Saidullah II adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1825-1 November 1857. Sultan Adam dilahirkan di Desa Karang Anyar, Kec. Karang Intan Kabupaten Banjar.
Sultan Adam putra tertua dari Sultan Sulaiman Rahmatullah yang berjumlah 23 orang. Sultan Adam memiliki saudara kandung sebanyak 5 orang dan saudara seayah 17 orang.
Sultan Muda Abdurrahman
Belum ada data
Pangeran Hidayatullah
Pangeran Hidayatullah diangkat menjadi Sultan Banjar berdasarkan Surat Wasiat Kakek beliau Sultan Adam. Pengangkatan ini dilakukan karena ayah Pangeran Hidayatullah, Sultan Muda Abdurrahman wafat.
Lahir di Martapura pada tahun 1822 M, di-didik secara Islami dipesantren Dalam Pagar Kalampayan (Didirikan oleh Syekh Muhammad Arsyad Al-banjari, salah seorang tokoh Agama Islam di Nusantara) sehingga memiliki ilimu kepemimpinan serta keagamaan yang cukup tinggi untuk kemudian dipersiapkan menjadi Sultan. Sebelum menjadi Sultan sempat menduduki jabatan sebagai Mangkubumi Kesultanan pada tahun 1855 M. Pada saat itu jabatan Mangkubumi diangkat oleh Kolonial Belanda dengan persetujuan Sultan Adam. Dengan menduduki jabatan tersebut maka Pangeran Hidayatullah bisa lebih memahami & menyelami kondisi Kesultanan maupun rakyat Banjar, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan kolonial Belanda (spionase), hal tersebut sangat berguna untuk persiapan perang
Pangeran Antasari
Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar , 1809 dan meninggal di Bayan Begok, Hindia-Belanda , 11
Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia . Ia adalah Sultan Banjar . Beliau menggantikan Sultan Hidayatullah Khalilullah atau Sultan Hidayatullah II. Pada 14
Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Surapati/ Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
Muhammad Seman
Sultan Muhammad Seman adalah Sultan Banjar dalam pemerintahan pada masa 1862-1905. Ia adalah putra dari Pangeran Antasari yang disebut Pagustian sebagai penerus Kerajaan Banjar. Di zaman Sultan Muhammad Seman, pemerintahan Banjar berada di Muara Teweh, di hulu sungai Barito. Sultan Muhammad Seman merupakan anak dari Pangeran Antasari dengan Nyai Fatimah. Nyai Fatimah adalah saudara perempuan dari Tumenggung Surapati , panglima Dayak (Siang) dalam Perang Barito . Jadi sultan ini masih ada keturunan Dayak dari pihak ibunya.
Sebagian Sumber kami ambil di : http://kelompok4isbd.wordpress.com/